JAKARTA, Konoha Viral Update - Banyak orang mengira, semakin berat olahraga yang dilakukan, semakin besar pula manfaat yang didapat.
Namun, jalan kaki membuktikan bahwa kebaikan untuk tubuh tidak selalu harus datang dari aktivitas yang intens.
Aktivitas sederhana ini menawarkan beragam manfaat kesehatan, bahkan dalam beberapa hal lebih baik dibandingkan dengan lari atau jogging.
Meskipun lari berdampak besar bagi kebugaran, terutama bagi mereka yang mengejar kecepatan atau daya tahan, berjalan ternyata lebih unggul untuk jangka panjang.
Jalan kaki memiliki keunggulan tersendiri yang patut dipertimbangkan, terutama bagi mereka yang mencari rutinitas sehat yang berkelanjutan.
Lantas, mengapa olahraga jalan kaki bisa lebih baik daripada lari?
Alasan jalan kaki lebih baik daripada lari Berikut 5 alasan mengapa jalan kaki lebih baik daripada berlari:
1. Jalan kaki baik untuk persendian
Dilansir dari Times of India, Senin (28/4/2025), jika Anda memiliki masalah lutut, radang sendi, kelebihan berat badan, atau baru memulai perjalanan kebugaran, berjalan kaki adalah pilihan yang tepat.
Berlari memberikan tekanan hampir tiga kali lipat berat tubuh pada setiap langkahnya.
Berlari juga akan memberikan tekanan lebih keras pada bagian lutut. Sebaliknya, berjalan tidak akan memberi tekanan yang besar pada persendian dan lutut, serta tidak akan menimbulkan keausan pada tubuh.
Jalan kaki ideal bagi orang dewasa yang lebih tua, mereka yang memiliki riwayat nyeri sendi, ataupun sedang pulih dari cedera.
Berjalan tidak hanya menghindari masalah tersebut, tetapi juga secara aktif memperkuat otot dan tulang seiring waktu dengan cara yang lebih ringan dan berkelanjutan.
Baca juga: Kisah Pria di Italia, Jalan Kaki 450 Km untuk Tenangkan Diri Usai Bertengkar dengan Istri
2. Jalan kaki bagus untuk metabolisme
Berjalan ternyata sangat efektif untuk menurunkan berat badan dan membakar lemak, terutama bagi mereka yang memiliki metabolisme lebih lambat atau ketidakseimbangan hormon.
Ketika berlari atau jogging, tubuh tidak hanya membakar kalori dengan cepat, tetapi juga sering kali memicu nafsu makan yang lebih besar setelahnya.
Inilah alasan mengapa banyak pelari mengeluh sering makan lebih banyak setelah berlari intens.
Sebaliknya, berjalan dapat menjaga metabolisme tetap terjaga tanpa memicu rasa lapar berlebihan.
Aktivitas ini juga membantu mengatur kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.
3. Jalan kaki bisa dilakukan siapa saja
Tidak semua orang memiliki stamina, kapasitas paru-paru, atau kesehatan kardiovaskular untuk berlari.
Anak-anak, orang tua, penderita asma, mereka yang baru saja pulih dari operasi, atau siapa pun yang memiliki berat badan berlebihan, mungkin merasa jogging atau berlari sulit dilakukan.
Di sisi lain, berjalan kaki dapat dilakukan secara sederhana tanpa bantuan perlengkapan lainnya. Tidak perlu sepatu mewah, aplikasi, jam tangan kebugaran, atau lintasan lari.
Cukup melangkah keluar, bernapas, dan bergerak. Tidak masalah seberapa lambat Anda berjalan.
Kelemahan berlari dibandingkan berjalan
Dilansir dari Mayo Clinic (11/3/2025) pelari memiliki risiko cedera yang lebih tinggi daripada pejalan kaki. Cedera umum yang dapat terjadi, termasuk nyeri tulang kering, ketegangan otot, dan lutut.
Dampak yang lebih parah bahkan bisa menyebabkan fraktur stres, terutama jika Anda berlari tanpa waktu pemulihan yang memadai atau nutrisi yang tepat.
Berlari juga memiliki kebutuhan pemulihan yang lebih besar karena kelelahan otot dan benturan yang lebih tinggi, yang sering kali memerlukan hari istirahat atau latihan silang di antara sesi.
Dampak tinggi dari lari juga dapat membuat olahraga ini tidak cocok bagi orang yang sudah menderita osteoartritis (peradangan sendi).
Penting untuk dicatat, lari tidak serta merta mengurangi artritis yang sudah ada. Orang yang menderita kerusakan sendi atau artritis sedang hingga parah, mungkin mendapati bahwa aktivitas berdampak tinggi dapat memperburuk gejala.
Posting Komentar